Arsip

Fatin – X Factor

Sehingga untuk menjadi ‘enak dilihat’ tidak harus mempertontonkan yang sesungguhnya harus disembunyikan.

 FAtin

Ketika menulis artikel ini, X-Factor sedang berlangsung. Acara di RCTI yang mengunjungi pemirsa sekali sepekan itu agak sedikit beda dibanding dengan acara pencarian talent lainnya. Ada sesuatu yang tidak biasa. Bukan dari konsepnya yang sudah genuine sebagai kemasan entertainment, tetapi dari pesertanya.

Di X-Factor ada Fatin. Kehadiran gadis ini menyita perhatian banyak pihak. Kita melihat ada yang ‘aneh’ Dari seorang Fatin. Ia memang ada di tengah-tengah hingar-bingar industri entertainment yang diproduksi untuk kepentingan mencetak uang. Aneh? Ya. Banyak pihak menilai, Fatin mewakili sisi lain dari hangar bingar itu.

Ketua MUI menulis surat terbuka untuk Fatin. Seolah di pundak Fatin tersembul tanggung jawab besar untuk memotivasi generasi seusianya, lebih meyakini pilihan mereka, berhijab tanpa ragu. Memang ada fakta, banyak anak seusia Fatin pergi ke sekolah berhijab tetapi di lingkungan rumah, bertetangga, bersosialisasi, ke warung dekat rumah, hijab ditanggalkan. Itu arus besar kenyataan.

Arus utama dari pesan yang ingin sampai ke telinga Fatin adalah, industri entertainment merupakan dunia yang sangat absurd dan selalu ada di pusaran intip mata kamera yang instantly dikerubungi tren dari barat; kemunculannya terwakili oleh person berbusana tak ramah syariat, alias buka-buka aurat.

Fatin menjadi representasi hijabers. Para hijabers seolah menemukan etalase yang pas, sehingga untuk menjadi ‘enak dilihat’ tidak harus mempertontonkan yang sesungguhnya harus disembunyikan. Atas keyakinan itu, Fatin menjadi ikon.  Dan seperti biasanya, ikon di dunia entertainment yang temporer, harus segera menemukan cara lain untuk selalu eksis. Dalam perhelatan pop, adalah jamak kalau kelak untuk mempertahankan atau mendongkrak popularitasnya, Fatin kemudian menanggalkan hijabnya. Akankah?

Di satu media, Fatin menegaskan, ia tidak akan menanggalkan hijab. Tekad yang perlu diapresiasi dan mungkin akan dipelototi oleh mereka yang santun, sopan, Dan sesuai tuntunan syariat.

Fatin Shidqia Lubis, semoga kamu bisa tetap menjadi ikon Hijabers Indonesia…

 

Disadur dari:

Kolom Kiprah, Empati#1, Tahun 1, Jumadil Akhir 1434, April 2013

http://www.xfactorindonesia.com

http://www.youtube.com

Tentang Kebenaran

“Sekali waktu engkau pernah mengira bahwa segala yang engkau pelajari dan cermati adalah kebenaran. Tetapi kemudian engkau maju ke langkah berikutnya, dan menemukan bahwa semua yang telah engkau pelajari bukanlah kebenaran. Dan pada masa yang akan datang ketika engkau masih melangkah lebih berikutnya dan memandang kembali semua yang sekarang engkau anggap benar, ternyata engkau juga akan melihatnya sebagai kepalsuan. Dengan cara ini, setiap kali engkau melangkah maju ke tingkat yang baru, maka engkau akan menemukan bahwa semua yang engkau pelajari pada masa lalu adalah kepalsuan (salah). Akhirnya, ketika engkau mencapai maqam (keadaan) Tuhan dan maqam kearifan-Nya, maka engkau akan menyadari bahwa semua pemikiran engkau adalah keliru. Semuanya keliru. Hanya Dialah kebenaran. Kebijakan-Nya adalah kebenaran sejati, dan sifat-sifatNya adalah emas kekayaan yang sesungguhnya.

Apabila engkau memahami hal ini, maka engkau akan memohon ampunan-Nya atas segala kesalahan yang engkau lakukan pada masa yang lalu. Engkau akan melihat dengan jelas dan pasti bahwa hanya ada satu keluarga, satu doa dan satu Tuhan. Kita harus memikirkan hal ini. Ini adalah kearifan yang berharga, hikmah kebenaran.”

– Sheikh M. R. Bawa Muhaiyaddeen